Pastinya sudah ga asing lagi buat kita menemukan coretan di dinding toilet umum, baik itu di mall, stasiun, rumah sakit, dll. Mulai dari yang berisi tanggal seseorang “resmi” berpacaran dengan pasangannya, nomor telepon “customer service” yang kadang ga jelas apa tujuannya, umpatan yang membawa nama Canis domesticus dalam Bahasa Indonesia, sampai juga tulisan yang dibuat tanpa tujuan apapun...
Tapi, suatu ketika, ada “watermark” yang bikin gue cukup bingung.
Stasiun Bandung, 04 Maret 2011. Sambil menunggu kedatangan KA Argo Parahyangan (GoPar) 24 dari Jakarta sekitar jam 3, gue pergi ke toilet di sisi barat stasiun, belakangnya Hokben, untuk mengganti baju. Ketika menutup pintu toilet, gue “disambut” dengan “watermark” yang berbunyi “I’m Railfans”.
Entah si penulis beneran railfan atau bukan, tapi tumben juga ada railfan yang ikut-ikutan “membubuhkan tanda tangan” di dinding toilet. Padahal, setahu gue, biasanya yang namanya railfan itu bakal menjaga keindahan benda-benda yang berkaitan dengan kereta dan asesorisnya, termasuk toilet stasiun...
BTT, jujur saja, gue cukup terganggu dengan kehadiran “watermark-watermark” yang “menghiasi” dinding toilet yang biasanya emang hanya didominasi 1 warna atau tegel putih yang tidak mudah lapuk terciprat ataupun tersiram air. Seakan menimbulkan kesan kalo toiletnya ga pernah dibersihin, walau, sebenernya, kakusnya terlihat bersih dan tidak tercium aroma “khas” toilet yang mengganggu indera penciuman manusia.
Adakah cara menghilangkan “kesenian” macam corat-coret di dinding toilet seperti ini?

No comments:
Post a Comment