Monday, May 02, 2011

The Real Pulitzer - chapter 1

Berhubung sedang ada masalah dengan data cerpen "Tour de Java 2", maka sebagai selingan akan saya upload dulu cerpen baru berjudul "The Real Pulitzer". Selamat menikmati!

Senin, 08 November 2010. Seperti hari kerja pada umumnya, ruas jalan Gunung Batu di persimpangan dengan pintu keluar Tol Pasteur pasti dipadati kendaraan, baik itu motor, mobil, bahkan terkadang kendaraan yang lebih besar.

Sambil menunggu terurainya kemacetan, gue pun mengambil BB baruku dan ingin membuka forum semboyan 35 sambil menunggu lampu berubah hijau. Tahu-tahu Ben mengirimku sebuah pesan lewat BBM. Isinya sungguh mengejutkan...

ben_010993: bro, gw kejebak macet nih di andir, katanya ada motor ditabrak kereta...

"Beneran nih?" pikirku, yang langsung gue kirim balik kepada Ben...

bobby_cepe: bneran tuh, keretanya gopar ya?

Tak berapa lama muncul BBM balasan dari Andir...

ben_010993: maybe... kliatannya cuma strip bisnis, bisa aja krd pake k2 gopar

Bener-bener gue masih ga percaya dengan berita ini. Tapi, lampu sudah berubah jadi hijau, gue pun harus kembali mengendarai mobil gue

bobby_cepe: ywd, ntar diomongin di skul aja, gw mo jalan dulu

Singkat kata, jam 6:35 gue tiba di sekolah. Tau-tau, di parkiran telah menunggu sesosok siswa, yang wajahnya tidak lagi asing buat gue.

"Lama banget sih?" tanya Ben. "Gue aja yang kehalang kereta bisa nyampe lebih cepet."
"Biasa, macet di Pasteur," jawabku singkat. "Ada fotonya ga tadi?"
"Ini, cuma ada dikit," jawab Ben sambil mengeluarkan BB-nya. "Sorry kalo burem, soalnya buru-buru disuruh jalan ama polisi."
"Ga takut ditilang?" tanya gue.
"Kan gue dianterin bareng dede," jawab Ben. "Yuk, sambil jalan!"

Kami pun mulai berjalan menuju lantai 3, tempat kelas kami berada. Di perjalanan, gue ga melepaskan pandangan dari hadapan layar BB Ben, yang memperlihatkan foto-foto saat dia melintas di PJL Andir, lokasi di mana ada sebuah sepeda motor yang tertabrak kereta, kemungkinan KA Argo Parahyangan tujuan Jakarta. Tiba-tiba, sebuah pertanyaan muncul di pikiranku...

"Trus orang yang ditabrak, gimana?" tanyaku.
"Katanya mati," jawab Ben datar.
"Yakin mati?" tanyaku masih tidak percaya.
"Ya iyalah, naik mobil aja mati, apalagi naik motor," jawab Ben, kali ini dengan nada yang dapat dipercaya.

Memang benar, lewat foto terlihat jelas motor yang ditabrak sudah hancur tak berbentuk. Tapi janggalnya, kalau memang tewas, tidak ada foto yang menunjukkan mayat korban, minimal ditutup terpal. Apa hanya terluka saja, dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat, mungkin Rajawali yang paling dekat?

"Ah entar gue coba tanya petugas PJL-nya, kebetulan tetangga gue," jawabku.
"Siapa, Pak Saleh ya?" tanya Ben.
"Iya, beliau kan harusnya belum ganti shift tadi pagi," jawabku.

Maka gue pun tidak sabar menunggu berakhirnya KBM hari itu. Setelah selesai, gue langsung meluncur ke rumah dengan mobil. Setelah selesai makan dan ganti baju, gue coba berkunjung ke rumah Pak Saleh, penjaga PJL Andir, yang tinggal persis di depan rumah gue. Akhirnya gue diterima oleh Pak Saleh sendiri, yang, setelah gue tanyakan perihal kejadian tadi pagi, menjelaskan detail dari kecelakaan tersebut.

No comments:

Post a Comment